Sabtu, 25 Oktober 2008

Merindu Wajah-Mu

Ketika ku sendiri kadang kurasa tak bermakna
Ketika ku hilang, ku merasa tak punya siapa-siapa
Aku sepi, di penjara selaput berkabut jingga
Bercermin pada wajah telaga
Hanya ada aku saja...

Tatapanku terasa jauh
Ku telusuri luasnya cakrawala
Ku pandangi setiap sudut bumi
Lalu ku tatap birunya langit
Hanyalah desahan nafas ku rasakan

Detak jantung yang masih membawaku
Ke dalam dekapan hangatnya
Aliran darah yang mengalir di tubuhku
Di biarkan oleh waktu
Hasil jerih payah pikiranku

Risauku melamunkan ujung hayat
Dasaran jiwaku urung menepikan penat
Dimana puncak rasa itu?
Tempat jiwa ini melabuh untuk berteduh
Kenikmatan itu kutunggu
Akankah dapat ku menatap Wajah-Mu?

*ditulis bersama puisi karya RA.Wulan

Rabu, 15 Oktober 2008

KAMI MISKIN



Kami miskin!
Untuk itu kami disini
mengantri...
Mohon mengertilah kami..
Harga-harga melambung tinggi
apa-apa tak terbeli
anak-anak kami kurang gizi
Kami resah!
Haruskah mereka putus sekolah?
Kami miskin,tahu!
Untuk empat ratus ribu
kami disini bersatu..

Note:Sebuah potret buram yang menggambarkan wajah-wajah muram.
Jumat 11 Oktober lalu,sejumlah warga Karawang barat memadati kantor pos di alun-alun kota untuk mengantri pembagian dana BLT.
Dalam antrean yang berdesakan ini terdapat anak-anak yang terjepit diantara kerumunan orang-orang dewasa,mereka kemudian terpaksa di evakuasi.Hari kedua,pembagian dana BLT masih di tempat yang sama juga ricuh.Seorang manula pingsan diantara kerumunan massa yang tengah mengantri.
Jika kita cermati,mengapa setiap ada pembagian dana sosial seperti ini,kerumunan massa begitu membludak?
Kita tentu belum lupa,15 September lalu,21 orang warga Pasuruan tewas ketika berdesakan saat pembagian zakat.
Betapa banyak sekali saudara-saudara kita yang tidak mampu.
Ironis,beberapa hari menjelang idul fitri justru mal-mal juga padat pengunjung.Sama mengantri,tapi bukan untuk pembagian dana,sebaliknya untuk mengucurkan dana belanja keperluan hari raya.Pemandangan seperti ini membuat saya berpikir,ternyata banyak juga saudara-saudara kita yang kaya dan menghambur-hamburkan harta.Di sudut lain ada yang meronta karena papa,di sisi lain ada juga yang tertawa bahagia,berfoya-foya.
Inilah realita hidup kawan,adakah diantara kita yang masih mempertanyakan dimana letak keadilan?

Jumat, 10 Oktober 2008

Perempuan Di ujung Malam


Perempuan di ujung malam...
Lirih senandungnya mengisyaratkan kepedihan yang tertahan,tak mengira ia harapannya jatuh hampa diantara dua pelupuk matanya yang menganak sungai..
Perempuan di ujung malam...
Sudut-sudut pilu batinnya bergumam perlahan seperti nyanyian hujan bulan Oktober..
Kekuatannya hanya tinggal do'a yang terangkat dengan kedua tangannya
do'a yang memantul cemerlang kepada Penguasa langit itu
langit yang sama dengan yang kau lihat malam ini..
Langit yang tengah mengucurkan air hujan bersamaan dengan bait-bait do'a dengan irama mengiba
do'a perempuan yang di tinggalkan
ia terisak di ujung malam..

Note:Perempuan memang identik dengan air mata.Tidak sedikit perempuan yang karena kelemahan fisiknya,terjerembab dalam alur hidup yang dramatis dan terpuruk dalam kepahitan.
Secara fisik,barangkali benar perempuan lebih lemah dari laki-laki.Akan tetapi belum tentu secara pemikiran dan mental demikian.Banyak contoh perempuan yang sukses membangun hidupnya dan bangkit dari keterpurukan.Kisah bunda khadijah yang sukses sebagai pengusaha sekaligus istri rasululullah adalah salah satu teladan utama perempuan muslimah.Apalagi di zaman sekarang ini,banyak perempuan yang berhasil dalam karirnya walaupun mereka tetap harus mengurus rumah tangga.Untukmu perempuan,di balik segala kekurangan dan kelemahan yang kau punya,jangan bersedih,karena Allah tidak membeda-bedakan hamba-Nya.Di balik kelemahanmu,pasti tersimpan potensi yang luar biasa jika kau pandai menggalinya.Jika kau bersedih karena suatu hal,serahkan segala urusanmu pada Allah.Insya Allah,jika kau bersabar kelak akan mendapat kebaikan.Ingatlah,Allah tidak akan melalaikan hamba-Nya yang taat dan mengabdi pada-Nya.
Semoga mendapat pencerahan.:-)

Sabtu, 04 Oktober 2008

KAU,TUHANKU

KAU..
Engkau yang menghitamkan langit malam itu hingga si kejora pun beringsut sembunyi..
KAU..
Engkau yang menumpahkan titik-titik air dari perut awan dan ia pun kelabu,pucat tak berisi..
Karena hanya Engkaulah yang bisa melukis semua kejadian di semesta raya seperti halnya kedipan mata ini,detak jantung ini,denyut nadi ini,tak dapat ku hitung seberapa
Tuhanku..
Engkau yang maha perkasa telah merancang semuanya dengan begitu sempurna
ampuni aku yang tanpa sadar telah melalaikannya
ampuni aku karena lupa mensyukurinya
peluk hati dan jiwa ini dengan rahmat-Mu
karena KAU,TUHANKU..
Allah ya Rabb..